Dalam masa
pergaulan dikalangan pemuda-pemudi yang kian tidak menentu dan menjurus kearah
pergaulan bebas. Maka kehadiran gerakan pramuka sebagai suatu wadah pendidikan
bagi anak-anak dan pemuda yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah/kampus
(perguruan tinggi). Karena pentingnya pendidikan yang ketiga (pramuka) maka ia
tidak dapat berdiri sendiri, ia merupakan kesatuan yang utuh dari pendidikan
keluarga dan sekolah/kampus, yang satu sama lain saling mendukung dan tentunya
harus saling selaras.
Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana) adalah badan non
pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat, dalam membangun
masyarakat dan bangsa, khusus di bidang pendidikan, melalui kegiatan
kepramukaan dengan menggunkan kode etik kepramukaan.
Kami dari pengurus Gerakan Pramuka Syaikh Zainuddin
NW Anjani menyusun secara singkat materi-materi pramuka yang dapat digunakan
untuk membina, akan tetapi masih banyak materi-materi yang belum sempurna dalam
ringkasan ini, oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan.
A. SEJARAH PRAMUKA
a. PRAMUKA
DUNIA
Untuk memahami hakekat
gerakan pramuka maka kita harus memahami sejarah berdirinya dn berkembangnya
gerakan Pandu sedunia. Gerakan pandu sedunia didirikan oleh Lord Robert
Baden Powell Of Gilwell. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 februari 1857 di
london. Nama sebenarnya adalah Robert Stephenson Smyth, sedangkan
ayah beliau bernama Badel Fowell, ayahnya seorang profesor geometry di
universitas oxford, yang meninggal pada saat stephenson masih kecil, keterangan
dari nama lord robert baden fowell of gilwell (LORD: titel yang diberikan
oleh raja george pada tahun 1929.
ROBERT: nama kecil beliau. BADEN FOWELL: nama ayah beliau. GILWELL: nama
sebidang tanah yang digunakan sebagai tempat pendidikan pembinaan pramuka).
Baden Fowell Menikah Dengan Olave Clair Soames Pada Tahun 1912, dan dianugrahi
tiga orang anak, Baden Fowell meninggal pada tanggal 8 januari 1941 di nyeri,
kenya, afrika.
Pandu sedunia.
1.
Pada
tahun 1908, baden Baden Powell selalu menulis pengalamannya sebagai bungkus
acara latihan kepramukaan yang dirintis, kumpulan tulisannya itu kemudian
terbit sebagai buku ”scouting for boys”
2.
Kemudian
disusul berdirinya organisasi kepramukaan putri yang diberi nama girl guides,
atas bantuan agnes, adek perempuan Baden Powell, kemudian diteruskan oleh ny.
Baden Powell.
3.
Tahun
1916, berdiri kelompok pramuka usia siaga, yang disebut CUB( anak serigala)
4.
Tahun 1918, Baden Powell membentuk ROVER SCOUT (pramuka usia penegak) untuk
menampung mereka yang brusia 17 tahun tapi masih seneng giat di bidang
kepramukaan.
b. PRAMUKA
INDONESIA
1. Masa
Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham
besar dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya
pendidikan kepanduan (kepramukaan) Nasional Indonesia. Organisasi kepanduan di
Indonesia di mulai oleh adanya cabang “Nederlandsche
Padvinders Organisatie” (NPO) pada tahun 1912 yang pada pecahnya perang
Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands Indische Padvinders Vereniging”
(NIPV) yang artinya “Persatuan Pandu-Pandu Hindia-Belanda” pada tahun 1916.
Organisasi yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia :
·
Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) berdiri
pada tahun 1916 atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII.
·
Padvinders Muhammadiyah (Pandu Muhammadiyah)
yang pada tahun 1920 berganti nama menjadi Hizbul Wathan (HW).
·
Nationale Padvinderij (Pandu Nasional) yang
didirikan oleh Budi Utomo.
·
Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang
didirikan oleh Syarikat Islam yang kemudian berganti nama menjadi Syarikat
Islam Afdeling Pandu yang lebih dikenal dengan nama SIAP.
·
Nationale Islanietische Padvinderij (NATIPIJ)
yang artinya Pandu Islam Nasional yang didirikan oleh Jong Islamieten Bond
(JIB).
·
Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie
(INPO) yang artinya organisasi Pandu Nasional Indonesia yang didirikan oleh
Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan (Pramuka) Indonesia pada saat
itu sangatlah besar, sehingga pada tanggal 23 Mei 1928 pandu-pandu yang ada di
Indonesia bersatu menjadi satu dan bergabung menjadi “Persatuan Antara Pandu
Indonesia” yang lebih dikenal dengan nama PAPI, yang merupakan federasi dari
Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS. Tetapi federasi ini tidak
bertahan lama, akibatnya pada tahun 1930 berdirilah “Kepanduan Bangsa
Indonesia” (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS.
Pada bulan april 1938 PAPI kemudian berkembangmenjadi “Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia” (BPPKI). Antara tahun 1928-1935 bermucullah
Gerakanan Kepanduan Indonesia baik yang bernafas kebangsaan maupun yang
bernafas keagamaan. Kepanduan yang bernafas kebangsaan dapat di catat Pandu
Indonesia (PI), Sinar Pandu Kita (SPK), Padvinders Organisatie Pasundan (POP),
Pandu Kesultanan (PK), dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang
bernafas agama antara lain Pandu Ansor, Al-Wathani, Hizbul Wathan, Kepaduan
Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organistie (IPO), Tri Dharma
Kristen, Kepanduan Azaz Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia
(KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat
Persaudaraan Pandu Indonesia (BPPKI) merencanakan “All Indonesian Jamboree”.
Rencana ini berapakali mengalami perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun
nama kegiatan, yang kemudian disepakati dengan nama “Perkemahan Kepanduan
Indonesia Oemoem” (PERKINO) dan dilaksankana pada tanggal 19-23 Juli 1941 di
Yogyakarta.
2.
Masa
Bala Tentara Dai Nippon
“Dai Nippon”! itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu
itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan
Belnda meninggalkan Indonesia. Partai dan Organisasi Rakyat Indonesia, termasuk
Gerakan Kepanduan di larang berdiri. Namun upaya penyelenggaraan PERKINO II
tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para
anggotanya. Karena kepanduan (kepramukaan) merupakan suatu organisasi yang
menjunjung tinggi nilai perstuan. Oleh karena itu bangsa Jepang tidak
mengizinkan Kepanduan (Pramuka) tetap lahir di bumu pertiwi di bumu yang kita cinta
ini Indonesia.
3.
Masa
Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa
tokoh kepramukaan Indonesia berkumpul di Yogyakartadan bersepakat untuk
membentuk panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia Sebagai suatu panitia kerja.
Menunjukkan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh Bangsa Indonesia
dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres yang
terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan
ini didukung oleh para pemimpin pemerintah Indonesia dan tokoh. Lalu pemerintah
Republik Indonesia mengakui sebagai satu-satunya organisasi
Kepanduan/Kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No. 90/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit di hadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan
Belanda. Bahkan pada peringatan Kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api
unggun di halaman Gedung Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, senjata Belanda
mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai pandu, sebagai
patriot yang membuktikan cintanya pada Negara, Tanah Air dan Bangsanya. Wilayah
yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat di larang berdiri. Keadaan ini mendorong
berdirinya perkumulan lain seperti “Kepanduan Putera Indonesia” (KPI), “Pandu Puteri
Indonesia” (PPI), “Kepanduan Indonesia Muda” (KIM). Masa perjuangan bersenjata
untuk mempertahankan Negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi anggota
gerakan Pramuka di Indonesia kini telah berakhir. Pada waktu inilah Pandu
Rakyat Indonesia mengadakan kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari
1950. Kongres ini memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu member
kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali organisasinya
masing-masing dan terbukalah kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi
satu-satunya organisasi kepanduan/kepramukaan di Indonesia dengan keputusan
Menteri PP dan K pada tanggal 6 September 1951 dan dicabutlah pengakuan
pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesiamerupakan satu-satunya wadah kepramukaan
Indonesia pada tanggal 1 Februari 1947
telah berakhir. Pada tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya
“Ikatan Pandu Indonesia” (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada tahun 1953
IPINDO berhasil menjadi anggota kepanduan (kepramukaan) dunia. IPINDO merupakan
federasi bagi organisasi kepandua putera, sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu “Kesatuan Kepanduan Puteri Indonesia” (PKPI) dan
“Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia” (POPPINDO).
4.
Kelahiran
Gerakan Pramuka
Dasar pendidikan kepanduan adalah Pancasila. Dari penjelasan yang telah
dipaparkan diatas kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan (kepramukaan)
di Indonesia sangatlah banyak. Jumlah itu tidak sepadan dengan jumlah seluruh
anggota perkumpulan itu. Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret
1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin Gerakan Kepanduan (Kepramukaan) di
Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan
yang ada harus diperbaharui, metode dan pendidikannya harus diganti, seluruh
kepanduan yang ada di Indonesia harus di lebur menjadi satu yang di sebut PRAMUKA. Pada bulan April keluarlah
keputusan Presiden RI No. 121 Tahun 1961, tanggal 11 April 1961 tentang Panitia
Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo
Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan
Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada
masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka,
dan kesemuanya ini terjadi pada tang gal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI PRAMUKA.